Sengaja kami pilihkan judul tersebut kepada para pembaca khususnya kaum muslimah, mengingat betapa di dalam dunia yang sedang mengikuti mode “barat” saat ini banyak wanita yang terhanyut dan kurang “cerdas” dalam menyikapi kondisi. Terlebih untuk urusan thalabul ilmi, menuntut ilmu.
Yang dimaksud di sini bukan masalah ilmu duniawi, karena nyata di depan mata kita, wanita dan pria berlomba-lomba menimba ilmu duniawi. Terlihat kesibukan kaum muslimah yang mengantri di sekolah-sekolah umum dan universitas-universitas umum. Justru hal yang bertolak belakang kita temui di halaqah-halaqah ilmu syar’I atau ma’had- ma’had yang memegang teguh tradisi pendalaman ilmu-ilmu syar’I.
Padahal telah jelas bagi kebanyakan orang bahwa belasan keutamaan-keutamaan bagi orang yang berilmu sebenarnya diperuntukkan bagi penyandang ilmu tingkat tinggi, yaitu ilmu syar’I, seperti yang telah disampaikan oleh Imam Ibnu Abdil Barr tentang tingkatan ilmu,“ilmu terendah adalah ilmu melatih anggota tubuh dalam pekerjaan seperti ilmu menjahit. Ilmu menengah adalah ilmu tentang dunia seperti ilmu kedokteran dan teknologi, dan ilmu tertinggi adalah ilmu ad-diin, ilmu agama yang tidak boleh seorang pun berbicara tentangnya tanpa berdasarkan kepada kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Gejala dan fenomena yang kurang bagus ini harus diantisipasi dengan baik oleh setiap muslimah, dengan cara menjadi muslimah cerdas, cerdas dalam menentukan prioritas, cerdas dalam menyikapi kondisi, cerdas dalam menundukkan diri serta cerdas dalam berinteraksi. Tapi bagaimana cara agar menjadi muslimah cerdas itu?
Para muslimah akan mendapati dalam buku kecil ini. Selamat menelaah…
